Legenda dunia fashion Vera Wang dilahirkan dalam sebuah keluarga kaya, tapi itu tidak mencegahnya mengalami kegagalan. Mimpinya menjadi pemain ice skating di ajang Olimpiade tidak pernah berhasil terwujud. Dan ketika ditolak sebagai Pemimpin Redaksi majalah Vogue, Wang mengira ia harus membuat sebuah keputusan yang benar-benar drastis. Saat itulah ia memutuskan untuk mengubah haluan menjadi wanita bisnis. Sekarang, Wang adalah Ketua, CEO, dan pemilik salah satu rumah mode paling sukses dalam sejarah dunia.
Vera Ellen Wang lahir pada 27 Juni 1949 di New York, Amerika Serikat. Ayahnya adalah keturunan jauh dari Jenderal Cina kaya, sementara ibunya adalah putri politisi Cina. Setelah Perang Dunia II, pasangan muda ini melarikan diri ke New York, di mana mereka akhirnya menikah dan punya dua anak, Vera dan adiknya, Kenneth.
Di New York, Wang bersekolah ke The Chapin School dan dilanjutkan ke Sarah Lawrence College, di mana ia lulus dengan gelar di bidang Sejarah Seni. Pada masa sekolah inilah, Wang menemukan apa yang akan menjadi mimpi pertama di hidupnya, yaitu skating. Setelah menerima sepasang sepatu luncur es sebagai hadiah Natal, Wang mulai fokus serius pada olahraga. Setiap hari pada pukul enam pagi, Wang sudah berada di arena, melakukan berbagai putaran latihan sebelum menuju ke sekolah. Kerja kerasnya akhirnya terbayar ketika pada usia 12 tahun, Wang memenangkan kejuaraan ice skating regional pertama.
Akhirnya, tantangan untuk menyeimbangkan waktu belajar dengan kompetisi ice skating menjadi terlalu berat untuk Wang. Ia pun memutuskan untuk melepas hobi olahraga yang di kemudian hari akan disesalinya.
Setelah olahraga ice skating keluar dari hidupnya, Wang memilih untuk fokus pada gairah terbesar dalam hidupnya yang kedua, yakni pakaian. Ketidakmampuan memadamkan gairahnya terhadap dunia fashion, Wang mulai mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memasuki industri mode.
Keberuntungan mendatangi hidup Wang pada saat dia menjadi asisten redaktur di majalah Vogue kemudian Direktur Fashion Polly Mellen. Kesempatan tersebut memberikan pengalaman belajar yang besar bagi Wang, yang menggunakan pekerjaan sebagai kesempatannya untuk mempelajari seluk-beluk industri. Kerja kerasnya tidak sia-sia dan dalam waktu dua tahun, jabatan Wang naik menjadi editor fashion majalah.
Ini adalah sebuah tuntutan besar bagi wanita yang ketika itu baru berusia 24 tahun. Kerap bekerja tujuh hari seminggu, Wang berkembang di lingkungan yang menantang. Namun, karena pekerjaannya lebih kepada masalah editorial daripada merancang, Wang masih gatal untuk membuat produk sendiri di dunia industri fashion. Pada pertengahan 1980-an, setelah 16 tahun belajar dari Vogue dan ditolak sebagai pemimpin redaksi, Wang akhirnya meninggalkan majalah tersebut.
Hari penganggurannya tidak berlangsung lama setelah Wang diterima kerja di Ralph Lauren menjadi seorang perancang aksesori. Akhirnya, Wang pun terlibat dalam kreatif dan menangani aspek mode seperti yang selalu diinginkannya. Namun, ia tidak dapat menghindari fakta bahwa tak peduli seberapa keras ia bekerja, namanya tidak akan pernah tercantum di produk-produk yang dibuatnya.
Perjumpaannya dengan Arthur Becker telah mengubah kehidupan Wang. Jalinan hubungan yang serius diantara keduanya membuat mereka meneruskan hubungan tersebut ke pernikahan. Agar tampil cantik dan anggun di pesta pernikahan, ia pun akhirnya mencari gaun yang akan dikenakan nanti saat pernikahan.
Dari satu toko ke toko yang lain, tidak ada satu pun gaun yang dinilainya cocok ia kenakan. Stres dengan keadaan tersebut, akhirnya muncullah ide untuk membuat gaun sendiri. Berbekal keahliannya merancang, ia pun mulai membuat gaun yang diinginkannya di atas kertas putih. Setelah selesai, rancangan tersebut ia serahkan kepada penjahit. Luar biasa, akhirnya ia mendapatkan gaun pernikahannya, yang ia rancang sendiri dengan tangannya.
Walaupun telah menikah, Wang masih adalah seorang karyawan di Ralph Lauren. Suaminya yang adalah seorang pengusaha tidak membuatnya menjadi seorang yang manja. Dengan tangannya sendiri ia menghasilkan uang bagi keluarganya. Ketidakadaan anaklah yang akhirnya membuat Wang berhenti bekerja dan fokus menjalani treatmen kesuburan.
Di tahun 1990, Wang memutuskan untuk membangun usahanya sendiri. Sang ayah pun turut membantunya pada saat pendirian usaha dengan memberikan modal 4 juta dolar AS. Dengan uang tersebut, Wang akhirnya mendirikan sebuah toko gaun pernikahan di Madison Avenue, New York.
Label mode Vera Wang, pelan tapi pasti mulai dikenal masyarakat Amerika Serikat. Gaun-gaun pernikahannya banyak dicari kalangan kelas atas.
Tidak puas dengan memproduksi pakaian, ia pun mulai membuat perhiasan, sepatu, dan banyak produk lainya dengan merek namanya sendiri. Kini, perusahaan yang didirikan Wang menjadi perusahaan yang besar. Setiap tahun, pendapatan perusahaannya mencapai jutaan dolar AS.
Sumber : evancarmichael/bm